Saturday, December 11, 2021

Motivasi Kata "Kuat Bila Bersama-Nya"

 Ditulis oleh, Dhita Azzahra Harahap


Kesedihan, keterpurukan, patah hati, galau, merana, dan berbagai perasaan-perasaan 'tidak enak' lainnya, pasti akan senantiasa hadir dalam hidup ini. Memang kenyataan dalam hidup seperti itu, kan? Bahwa hidup ini, memang adalah sebuah ujian.

Setiap manusia memiliki masing-masing 'giliran' cobaan dalam hidupnya. Namun, yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, adalah bagaimana respon mereka menghadapi masalah tersebut.

Orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, tentulah akan berani menghadapi masalah tersebut dengan penuh senyuman. Susah, memang. Namun, seseorang yang percaya kepada Allah tak akan pernah sedikit pun meragukan-Nya. Sesulit apapun cobaan di depan mata, mereka tahu betul bahwa selalu ada kemudahan di setiap kesulitan. Dengan Allah, mereka menjadi lebih kuat.

Sedangkan, orang yang meragukan Allah, pastilah galau gelisah hatinya. Penuh sesak. Tidak nyaman. Ia terus ketakutan. Menjauh dari kenyataan. Mereka lemah, karena tidak bersandar kepada yang Mahakuat.

 

Sudah tak bisa dipungkiri bahwa hidup memang begini. Karena itu, janganlah menyalahkan keadaan yang ada. Mencemooh takdir mengapa begini jadinya. Atau, sampai-sampai berpikir ingin mengakhiri semuanya.

Kita manusia lemah, dan masalah itu hadir di luar kendali kita. Mau bagaimanapun kita menolaknya, masalah itu tetap akan sampai pada kita, 'kan?

Maka hendaknya yang harus pertama kali kita lakukan adalah, mencari sandaran terkuat. Siapakah ia? Ya, Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sungguh tenang hidup seseorang bila ia memiliki sandaran yang di mana ia bisa menyerahkan semua urusannya kepada sandaran tersebut. Tidak akan risau hatinya, barang sedetik. Tidak akan bermuka masam wajahnya, barang sebentar. Hatinya tetap jernih dan dalam. Wajahnya tetap tenang dan tenteram. Adem, seperti seseorang yang enggak punya masalah, 'kan?

Lagi pula, dunia ini sebentar, wahai kawan. Bersabarlah dalam mengarunginya. Jadikan setiap cobaan sebagai kesempatan emas yang langka untuk meraih ridha dan cinta-Nya.

Bangkit, ya. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Jangan sampai berburuk sangka kepada Sang Pencipta. Hadapi masalah yang ada dengan didasari kecintaan kepada-Nya.

Insyaallah perlahan-lahan, masalah itu akan terurai satu persatu. Berubah menjadi rasa bahagia yang utuh dan menyeluruh. Semangat, ya!

 

Bionarasi :

Nama lengkap penulis tulisan ini adalah Dhita Azzahra Rasyid Harahap. Akrab dipanggil Dhita (di sekolah) atau Zahra (di rumah). Hobi menulisnya sudah ada sejak kecil. Ia senang merangkai kata-kata dan menyukai tata bahasa. Ia bahkan lebih nyaman menuliskan perasaannya di selembar kertas, dari pada berbicara langsung dengan teman atau sahabat. Dhita kelahiran Medan, 2007. Sekarang, tengah menempuh pendidikan SMK di satu-satunya SMK Kimia yang ada di Kota Medan.

Sekian, terima kasih banyak, Kawan!

 


No comments:

Post a Comment

Quote Tentang Ikhlas

1.     “Sejatinya, Ikhlas adalah rela menerima, bukan hanya dalam satu keadaan namun setiap kenyataan yang di luar dari rancangan.” (Andi Tr...