Ditulis oleh, Dhita Azzahra Harahap
Kesedihan, keterpurukan, patah hati, galau, merana, dan
berbagai perasaan-perasaan 'tidak enak' lainnya, pasti akan senantiasa hadir
dalam hidup ini. Memang kenyataan dalam hidup seperti itu, kan? Bahwa hidup
ini, memang adalah sebuah ujian.
Setiap manusia memiliki masing-masing 'giliran' cobaan dalam
hidupnya. Namun, yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang
lain, adalah bagaimana respon mereka menghadapi masalah tersebut.
Orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, tentulah akan
berani menghadapi masalah tersebut dengan penuh senyuman. Susah, memang. Namun,
seseorang yang percaya kepada Allah tak akan pernah sedikit pun meragukan-Nya.
Sesulit apapun cobaan di depan mata, mereka tahu betul bahwa selalu ada
kemudahan di setiap kesulitan. Dengan Allah, mereka menjadi lebih kuat.
Sedangkan, orang yang meragukan Allah, pastilah galau
gelisah hatinya. Penuh sesak. Tidak nyaman. Ia terus ketakutan. Menjauh dari
kenyataan. Mereka lemah, karena tidak bersandar kepada yang Mahakuat.
Sudah tak bisa dipungkiri bahwa hidup memang begini. Karena
itu, janganlah menyalahkan keadaan yang ada. Mencemooh takdir mengapa begini
jadinya. Atau, sampai-sampai berpikir ingin mengakhiri semuanya.
Kita manusia lemah, dan masalah itu hadir di luar kendali
kita. Mau bagaimanapun kita menolaknya, masalah itu tetap akan sampai pada
kita, 'kan?
Maka hendaknya yang harus pertama kali kita lakukan adalah,
mencari sandaran terkuat. Siapakah ia? Ya, Allah Subhanahu wa ta'ala.
Sungguh tenang hidup seseorang bila ia memiliki sandaran
yang di mana ia bisa menyerahkan semua urusannya kepada sandaran tersebut.
Tidak akan risau hatinya, barang sedetik. Tidak akan bermuka masam wajahnya,
barang sebentar. Hatinya tetap jernih dan dalam. Wajahnya tetap tenang dan
tenteram. Adem, seperti seseorang yang enggak punya masalah, 'kan?
Lagi pula, dunia ini sebentar, wahai kawan. Bersabarlah
dalam mengarunginya. Jadikan setiap cobaan sebagai kesempatan emas yang langka
untuk meraih ridha dan cinta-Nya.
Bangkit, ya. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah senantiasa
bersama orang-orang yang sabar. Jangan sampai berburuk sangka kepada Sang
Pencipta. Hadapi masalah yang ada dengan didasari kecintaan kepada-Nya.
Insyaallah perlahan-lahan, masalah itu akan terurai
satu persatu. Berubah menjadi rasa bahagia yang utuh dan menyeluruh. Semangat,
ya!
Bionarasi :
Nama lengkap penulis tulisan ini adalah Dhita Azzahra Rasyid
Harahap. Akrab dipanggil Dhita (di sekolah) atau Zahra (di rumah). Hobi
menulisnya sudah ada sejak kecil. Ia senang merangkai kata-kata dan menyukai
tata bahasa. Ia bahkan lebih nyaman menuliskan perasaannya di selembar kertas,
dari pada berbicara langsung dengan teman atau sahabat. Dhita kelahiran Medan,
2007. Sekarang, tengah menempuh pendidikan SMK di satu-satunya SMK Kimia yang
ada di Kota Medan.
Sekian,
terima kasih banyak, Kawan!
No comments:
Post a Comment