Monday, December 27, 2021

Quote Tentang Ikhlas


1.    “Sejatinya, Ikhlas adalah rela menerima, bukan hanya dalam satu keadaan namun setiap kenyataan yang di luar dari rancangan.” (Andi Trisya Utami S)

2.    “Sesungguhnya Ikhlas itu saat kamu melakukan sesuatu bukan karena pujian, imbalan, hadiah, perhatian, apalagi ucapan terima kasih tetapi saat kamu menjadikan Allah sebagai tujuannya.” (Ambar Fatmaningrum)

3.    “Ketika kau mendapat ujian yang meluluh lantakkan hidupmu, tapi kau bisa menerimanya dengan lapang dada kemudian kau bangkit untuk  menjalani takdirmu, maka itulah ikhlas.” (Endang Hesti)

4.    “Ikhlaskan saja, ketika penduduk bumi tak menganggap karyamu. Yakinlah penduduk langit banyak memberi apresiasi akan karya baikmu. Karena salah satu cara untuk tetap bertahan hidup adalah dengan cara menerima kenyataan hidup dengan keikhlasan.” (Retiani Felayati)

5.    “Ikhlas adalah kata yang sangat mudah diucapkan, namun sangat sulit dilakukan. Bukan dia yang berpengetahuan, namun dia yang menempatkan Allah di atas segalanya.” (Norma)

6.    “Ikhlas adalah tentang menerima. Menerima segala ketetapan takdir yang Allah beri dalam hidup kita. Apa hak kita berburuk sangka pada takdir Allah sedangkan Allah pasti memberi yang terbaik untuk kita.” (Silvania Carella Prinst)

7.    “Ikhlas adalah tentang hati yang tidak pernah berharap balas dari makhluk bernama manusia. Karena ia tahu, hanya Allah sebaik-baik pemberi balasan.” (Nuraisyah)        

8.    “Ikhlaslah seperti surat al ikhlas, tidak ada kata ikhlas di dalamnya, tak terhingga dan tanpa imbalan.” (Intan Nur Fitriyani)

9.    “Rasa ikhlas mampu mengalirkan energi positif dalam diri kita, sehingga mudah untuk memaafkan dan memulai hal yang baru. Maka, ikhlaslah terhadap takdir Allah atas dirimu, duhai hati yang menginginkan ketenangan.” (Khumidatun Niswah)

10.  “Ikhlas, mudah diucapkan belum tentu mudah dilakukan. Ikhas bukan hanya sekadar kata, tapi juga tentang rasa menerima. Mungkin memang berat awalnya, tapi akan terbiasa pada akhirnya.” (Zenny Citra R.N)

11.  “Andaikan ada satu saja amalan kita yang ikhlas dan diterima Allah... cukuplah kiranya itu bisa menjadi penyelamat kita di akhirat nanti.” (Sofi)

12.  “Menyebar dakwah dan menyeru kepada kebaikan tidaklah mudah. Rintangan dan kesulitan selalu menjadi bayangan hitam yang siap menghantui. Akan tetapi, semuanya akan mudah dilalui jika rasa ikhlas karena Allah selalu tertanam dalam hati.” (Annisa Tiara Ramadhani)

13.  “Jika keberadaan seseorang mengganggu eksistensimu, tanyakan pada dirimu: untuk siapa kamu beramal?” (Yasmin)


By : Member Pena Muslimah Batch 1


 

 

 

18 Quote Tentang Cinta

Cinta, sebuah kata yang bisa membuat orang yang merasakannya lupa pada dirinya. Indahnya perasaan cinta membuat sebagian orang merasakan hidupnya penuh warna, namun ada juga karena cinta hidup seorang berantakan. Nah, cinta yang bagaimana yang membuat hidup seorang berantakan? Tentunya cinta yang dilabuhkan tidak pada tempatnya. Karena sejatinya, jika rasa cinta yang kita berikan tepat sasaran akan indahlah hidup seseorang. 

Lantas, cinta apa yang membuat seorang manusia bisa bahagia? Berikut 18 kata motivasi tentang cinta yang ditulis oleh 16 muslimah, dengan sudut pandang memaknai cinta yang berbeda-beda.

Selamat Membaca!!!

1. “Esensi atau hakikat cinta adalah bilamana kita mampu merelakan segala hal yang kita mliki atas sesuatu yang pantas untuk kita cintai.” (Andi Trisya Utami)

2. “Hakikat cinta paling tinggi adalah cinta kepada Sang Maha Pencipta (rabb-NYA).” (Retiani Felayati)

3. “Bagi pujangga, cinta bermula dari mata turun ke hati. Bagi muslimah, cinta karena Allah adalah jaminan bahagia sampai mati.” (Norma)

4. “Cinta itu saat kita selalu rindu dan ingin senantiasa dekat serta rela melakukan apa saja demi yang kita cintai dengan tulus.” (Ambar)

5. “Cinta adalah ketika engkau menginginkan yang terbaik untuknya dan tak ingin keburukan menimpanya. Dan cinta yang hakiki adalah cinta yang berlabuh hingga ke surga-Nya. Ketika kematian menjadi pemisah untuk bertemu kembali di kehidupan sesungguhnya.” (Silvania Carella Prinst)

6. “Cinta adalah anugerah yang harus dijaga dengan apa-apa yang Allah cintai. Jangan sampai membuat Sang Pemberi Cinta menjadi murka. Cinta membuat kehidupan menjadi indah.” (Nuraisyah)

7. “Cinta itu butuh bukti tak cukup hanya rasa di dalam hati.” (Khumidatun Niswah)

8. “Berusahalah untuk mencintai seseorang karena Allah, hingga engkau tak merasakan kecewa, karena mengharap balasan cinta darinya.” (Ummu Aisy)

9. “Cinta itu sederhana, yaitu ketika  kau bisa menerima kekurangan dan kelebihannya dan kau merasa nyaman bersamanya.” (Endang Hesti)

10. “Jangan putus tautan cinta dengan Rabbmu. Karena orang-orang beriman itu amat sangat cintanya kepada Allah (2:165).” (Yasmin)

11. “Berharaplah cinta dari Rabbmu, karena berharap cinta dari makhluk hanya akan membuat putus asa.” (Yasmin)

12. “Cinta yang sesungguhnya adalah saat kau mampu mencintai penciptamu bukan ciptaan-Nya.” (Siti Aminah)

13. “Potret cinta bukan lewat lensa kamera, sejatinya hanya ada dalam do'a dan tersimpan di hati agar tersimpan abadi.” (Intan Nur Fitriyani)

14. “Cinta adalah bahagia. Cinta yang seperti apa? Cinta yang dapat mendatangkan cinta dari Sang Pemilik Cinta, yaitu Allah Azza Wa Jalla.” (Zenny Citra R. N)

15. “Mencintai mahluk itu ibarat gula, jika berlebihan akan menjadi nestapa, jika sedikit kurang terasa. Maka, cintai mahluk secukupnya saja agar diri tetap terjaga. Sebaik-baik mencintai adalah cinta kita pada Sang Pencipta, karena akan membawa bahagia selamanya.” (Hesti Maiza)

16. “Cinta terbaik bukanlah seperti Romeo dan Juliet, tetapi cinta yang diikat dalam pernikahan.” (Risky Damay)

17. “Cinta yang hakiki adalah yang mampu memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat. Cinta yang paling agung adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya, karena dengan mencintai-Nya segala kesulitan di dunia bisa terobati dengan hati yang ikhlas dan kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak.” (Annisa Tiara Ramadhani)

18. “Cinta itu saat kita selalu rindu, dan ingin senantiasa dekat serta rela melakukan apa saja demi yang kita cintai dengan tulus. Cinta yang hanya pantas kita persembahkan untuk Sang  Pencipta.” (Ambar)


By : Member Pena Muslimah Batch 1

Wednesday, December 15, 2021

Quotes Tentang Berkarya Tak Mengenal Usia


1. "Karena Karya lahir dari sebuah rasa jadi tak sepatutnya untuk mengenal usia. Berapapun angka usia saat ini, sudah selayaknya memanfaatkan sisa usia untuk sebuah karya yang bermanfaat untuk banyak umat." (Retiani Felayati)

2. "Usia ada lambang bilangan di belakangnya, namun tuk berkarya tak mengenal usia tuk menggelorakannya." (Norma)

3. "Berkarya bukan hanya untuk anak muda, tetapi semua yang masih memiliki nyawa dan semangat yang tak mudah sirna." (Nuraisyah)

4. "Sepanjang nyawa dalam raga yuk terus berkarya menebar manfaat untuk umat, mengumpulkan pundi-pundi pahala untuk akhIrat " (Ummu Rumman)

5. "Untuk berkarya tak kenal muda atau tua. Karena usia hanya angka. Karya butuh jiwa menggelora. Tak mengapa lelah, letih dan tertatih tatih dalam berkarya. Semoga dengan berkarya menjadi ladang pahala." (Intan Nur Fitriyani)

6. "Karya tumbuh dari semangat yang tak mudah menyerah dengan bersegera menjemput setiap kesempatan yang ada sebab nyawa berbatas sedang karya tak berbatas." (Hardianti Lestari Hamsah)

7. "Berkaryalah sesuai passionmu, karena umat butuh karya nyatamu, tak peduli berapa pun usiamu." (Endang Hesti)

8. "Bukan Soal Usia, Tapi Berkarya Adalah Bagian Dari Kita." (Norma)

9. "Bukan tentang usia, karena karya adalah hal yang bermanfaat bagi orang lain." (Yasmin)

10. "Saat raga punya batasnya, saat jiwa punya lelahnya, tetapi karya tidak mengenal itu semua. Teruslah berkarya, tanpa pernah memandang usia, selagi kita masih bernyawa maka terus berjuang adalah pilihannya." (PANI PRANSISKA PUTRI)

11. "Berkarya memang tidak mengenal usia, oleh karena itu teruslah berkarya di sepanjang usia sebab tidak akan lagi ada karya saat kita tutup usia." (Ambar Fatmaningrum)

12. "Muda ataupun tua tak menghalangi setiap insan untuk berkarya. Tinggalkan jejak di dunia ini yang memberi kebermanfaatan bagi orang lain. Ciptakan karyamu untuk keabadian yang menembus ruang dan waktu. Kala jasad telah terkubur di liang lahat semoga kita punya pahala yang terus mengalir." (Silvania Carella Prinst)

13. “Berkaryalah untuk peradaban, karena untuk mengukir peradaban yang gemilang tidak mengenal batas usia. Berkaryalah dengan berharap suatu saat bisa mencicipi buah manisnya. Berkaryalah untuk umat manusia, karena mereka menunggu karya yang bermanfaat dan mampu mendorong ke jalan yang lebih baik.” (Annisa Tiara Ramadhani)

14. "Tiada kata terlambat untuk berkarya. Selama hari ini masih bernyawa, teruslah berkarya." (Endang Widiastuty)

15. "Berkaryalah dengan kemampuan apapun yang engkau miliki. Berkaryalah karena engkau ingin meninggalkan jejak kebaikan dalam kehidupan ini. Bukan untuk dihargai oleh manusia, tetapi karena engkau ingin mendapatkan pahala dan rida Allahu Rabbi." (Fatimah Adiningsih Oryza)

By : Member Pena Muslimah Batch 1


Saturday, December 11, 2021

Motivasi Kata "Kuat Bila Bersama-Nya"

 Ditulis oleh, Dhita Azzahra Harahap


Kesedihan, keterpurukan, patah hati, galau, merana, dan berbagai perasaan-perasaan 'tidak enak' lainnya, pasti akan senantiasa hadir dalam hidup ini. Memang kenyataan dalam hidup seperti itu, kan? Bahwa hidup ini, memang adalah sebuah ujian.

Setiap manusia memiliki masing-masing 'giliran' cobaan dalam hidupnya. Namun, yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, adalah bagaimana respon mereka menghadapi masalah tersebut.

Orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, tentulah akan berani menghadapi masalah tersebut dengan penuh senyuman. Susah, memang. Namun, seseorang yang percaya kepada Allah tak akan pernah sedikit pun meragukan-Nya. Sesulit apapun cobaan di depan mata, mereka tahu betul bahwa selalu ada kemudahan di setiap kesulitan. Dengan Allah, mereka menjadi lebih kuat.

Sedangkan, orang yang meragukan Allah, pastilah galau gelisah hatinya. Penuh sesak. Tidak nyaman. Ia terus ketakutan. Menjauh dari kenyataan. Mereka lemah, karena tidak bersandar kepada yang Mahakuat.

 

Sudah tak bisa dipungkiri bahwa hidup memang begini. Karena itu, janganlah menyalahkan keadaan yang ada. Mencemooh takdir mengapa begini jadinya. Atau, sampai-sampai berpikir ingin mengakhiri semuanya.

Kita manusia lemah, dan masalah itu hadir di luar kendali kita. Mau bagaimanapun kita menolaknya, masalah itu tetap akan sampai pada kita, 'kan?

Maka hendaknya yang harus pertama kali kita lakukan adalah, mencari sandaran terkuat. Siapakah ia? Ya, Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sungguh tenang hidup seseorang bila ia memiliki sandaran yang di mana ia bisa menyerahkan semua urusannya kepada sandaran tersebut. Tidak akan risau hatinya, barang sedetik. Tidak akan bermuka masam wajahnya, barang sebentar. Hatinya tetap jernih dan dalam. Wajahnya tetap tenang dan tenteram. Adem, seperti seseorang yang enggak punya masalah, 'kan?

Lagi pula, dunia ini sebentar, wahai kawan. Bersabarlah dalam mengarunginya. Jadikan setiap cobaan sebagai kesempatan emas yang langka untuk meraih ridha dan cinta-Nya.

Bangkit, ya. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Jangan sampai berburuk sangka kepada Sang Pencipta. Hadapi masalah yang ada dengan didasari kecintaan kepada-Nya.

Insyaallah perlahan-lahan, masalah itu akan terurai satu persatu. Berubah menjadi rasa bahagia yang utuh dan menyeluruh. Semangat, ya!

 

Bionarasi :

Nama lengkap penulis tulisan ini adalah Dhita Azzahra Rasyid Harahap. Akrab dipanggil Dhita (di sekolah) atau Zahra (di rumah). Hobi menulisnya sudah ada sejak kecil. Ia senang merangkai kata-kata dan menyukai tata bahasa. Ia bahkan lebih nyaman menuliskan perasaannya di selembar kertas, dari pada berbicara langsung dengan teman atau sahabat. Dhita kelahiran Medan, 2007. Sekarang, tengah menempuh pendidikan SMK di satu-satunya SMK Kimia yang ada di Kota Medan.

Sekian, terima kasih banyak, Kawan!

 


Motivasi kata "Melangkah untuk Kembali"

 Ditulis oleh, Aulia Nadia Febriana


Melangkah... bukan untuk pergi lagi. Namun, untuk kembali menata diri, yang sempat lari dari Sang Pemilik Hati.

Mungkin saat ini ada hujan lebat yang menerpa, tetapi akan ada pelangi yang mewarnai setelahnya.

 

Kehidupan memang tidak pernah lepas dari permasalahan. Derapan langkah yang kita tempuh pada takdir-Nya, membawa kita menjadi insan yang harus siap dengan segala konsekuensinya, dalam menghadapi dunia yang tak sempurna. Manusia berlomba-lomba mengarungi jalan kehidupan, yang memaksa tegar untuk masa depan gemilang.

Jalan hidup tak selalu mulus dan tak selalu lurus, ada kalanya kita berbelok, namun bukan untuk berbalik arah. Ada kalanya kita terseok durinya, tersandung kerikilnya, dan terkadang batu besar menghadang jalan kita. Namun, ada banyak pilihan untuk kita bisa melewatinya, dengan tetap melangkah atau menyerah? Ketika duri itu membuat sakit maka cabutlah, ketika kerikil itu membuatmu tersandung lalu jatuh maka bangkitlah, ketika jalanmu tertutup oleh batu besar maka singkirkanlah.

Namun, masih banyak yang menghadapi persoalan ini dengan cara yang salah, manusia merasa semua itu adalah titik terendah dalam hidupnya. Padahal, tanpa kita sadari ada yang jauh lebih mengerikan dari pada permasalahan itu sendiri. Yaitu, ketika kita lebih banyak menangis karena manusia dari pada akan dosa-dosanya, lebih banyak memikirkan dunia dari pada muhasabah diri akan amalnya, ia yang lebih terpaut pada urusan yang fana dari pada urusan yang kekal selamanya (akhirat) dan ia yang menjatuhkan harapan kepada selain-Nya, yang didapat hanyalah ketidakpastian yang menoreh luka, sehingga hatinya kosong dan jauh dari cinta-Nya.

Masalah... Jangan sampai kita salah dalam menghadapinya. Banyak dari kita yang tidak sadar, bahwa dengan adanya ia (masalah) seharusnya menjadikan kita lebih dekat dengan-Nya, bukan malah lari dan menjauh dari-Nya. Jangan sampai kita terlalu sibuk bergelut dalam diri seorang diri saja, menjadikan kita lupa melibatkan-Nya dalam setiap langkah sehingga lari menuju perjalanan yang salah. Ujian baru saja akan dimulai, namun kita sudah lari terbirit-birit mencari pelarian yang membuat diri ini lalai. Naudzubillah

Padahal, waktu-waktu inilah seharusnya kita lebih dekat dengan-Nya, berdoa serta memohon ampunan-Nya, bukan hanya saat sedih kau bersimpuh di hadapan-Nya, namun libatkanlah Allah dalam setiap episode perjalanan hidup yang kita tempuh.

Setiap orang mempunyai masalahnya masing-masing dan tentu dengan penyelesaian yang berbeda. Inilah titik terendahku, ketika aku jauh dari Sang Maha Cinta. Namun, ketika aku kembali pada-Nya, aku menemukan titik terang, di mana aku merasa tenang dan aman atas segala takdir yang telah Allah tetapkan.

Bagaimana mungkin kuhabiskan hari-hariku tanpa-Nya? Menjalani kehidupan dengan tanpa melibatkan-Nya? Sedangkan Ia-lah Sang Gantungan Segala Hidup dengan rasa sayang-Nya yang tak pernah hilang untuk setiap hamba-Nya. Banyak yang terpuruk karena beban hidup yang teramat berat, namun apakah ada yang jauh lebih pedih dari pada hati yang kosong tanpa-Nya?

"Petik hikmah dari setiap perjalanan musim kemarau dan musim hujan dalam setiap episode kehidupan. Nyatanya ialah yang membuat kita pada titik di mana kita akan bisa mengahadapi semua menuju musim semi yang merekah sangat indah."


Bionarasi:

Aulia Nadia Febriana, kelahiran Brebes, 04 Februari 2004. Bertempat tinggal di Bumiayu Brebes, Jawa Tengah. Merangkai kata dan menggambar seringkali ia lakukan baik dalam mengisi waktu luangnya, berharap karya dan tulisannya menginspirasi dan bermanfaat bagi sesama.


Motivasi kata, "Aral Bukan Penghalang"

Ditulis oleh, Vanila Arundina

 

Proses hidup ibarat sebuah perjalanan air. Mengalir dari sumber mata air di pegunungan lalu bermuara pada lautan yang luas. Akan ada banyak hal yang mesti dilalui. Segala lika-liku dan rintangan menuju pencapaian. Kadang dihiasi kemudahan berupa jalan yang mulus tanpa halangan berarti. Kadang pula harus melewati sungai berkelok, naik turun, bahkan seringkali dihadang oleh batu besar pada area yang terjal. Seperti itulah kehidupan serta proses yang harus dilalui.

Segala suka dan duka menjadi penghias agar hidup menjadi lebih berwarna. Allah beri kesulitan untuk menempa kita menjadi diri yang lebih kuat dan lebih tangguh dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan. Allah pun berikan kesenangan sebagai tanda kasih-Nya. Apakah bersyukur atau malah lalai saat gelimang kemudahan menemani. Semua datang silih berganti tanpa bisa kita prediksi.

Sebagai manusia, ada kalanya kita berbuat salah yang menggoyahkan pijakan sampai akhirnya terjembab dalam keputusasaan. Seketika pandangan menjadi gelap dan didera rasa sakit yang membuat kita semakin rapuh. Hilang arah, tak tahu kemana harus kembali memulai langkah. Kita perlu berhenti sejenak, merasakan setiap detik perihnya rasa sakit. Menumpahkan tangis untuk menguraikan gemuruh yang berjejalan di rongga hati.

Pejamkanlah mata, hiruplah sejuk udara yang masih Allah percayakan. Hadapi segala pahitnya kekecewaan. Kembali tersenyumlah lalu bangkit menyembuhkan luka meski berat dan sulit. Dari situlah semua menjadi pengalaman yang bisa kita petik segudang pelajaran. Dari situlah kita tahu apa kesalahan dan kekurangan diri. Dari rasa sakit itulah kita bisa menjadi pribadi lebih kuat.

Sempat salah itu wajar, yang tidak wajar adalah bila kita masih sibuk berkubang pada lubang kesalahan yang sama. Jika demikian, apa bedanya kita dengan keledai? Tugas kita bukan untuk larut dalam penyesalan yang membuat kita justru semakin salah. Dari kesalahan kita bisa belajar untuk menata hidup ke arah yang lebih baik. Berbenah diri sembari menikmati alur kehidupan yang Allah gariskan.

Jangan sampai ketika menghadapi suatu masalah kita justru sibuk menyalahkan. Menganggap Allah tidak adil memberikan halangan yang begitu besar. Merasa bahwa segala sumber masalah berasal dari luar. Orang lainlah penyebab dari berbagai hal yang tidak inginkan. Namun, sudahkah kita menyalahkan diri sendiri? Bisa jadi kita terlalu terlena, bisa jadi kita kurang kuat memegang kendali diri.

Saat kita menyalahkan mengapa begini dan begitu, justru kita sendirilah yang menjadi penyebab dari munculnya berbagai masalah.  Mencari pembenaran yang pada dasarnya hanya untuk menutupi kesalahan diri sendiri. Kita terlalu fokus terhadap masalah, atau malah membesar-besarkan hambatan yang sebenarnya bisa kita anggap kecil. Ingatkah kita jika Allah tidak membebani di luar kesanggupan hamba-Nya?

Berhenti mencari kambing hitam dan mulai berkaca pada diri seberapa besarkah kesalahan yang sudah kita perbuat. Berani mulai menegur diri sendiri menandakan kita memiliki jiwa yang besar. Sebab tidak akan ada habisnya masalah bila terus menyalahkan. Introspeksi diri, kita bisa mencari apa saja kekurangan lalu menggantinya dengan kekuatan. Menggali potensi agar menjadi insan yang lebih baik lagi.

Aral rintangan akan terus ada selama nyawa masih melekat dalam raga. Fokus terhadap tujuan hidup. Percayalah, semua masalah yang menghadang bukanlah hambatan melainkan batu loncatan yang membuat kaki kita lebih tanggung. Hingga akhirnya, kita layak untuk menjadi pemenang yang berhasil menaklukkan kerasnya kehidupan.

 

Biodata Penulis,

Vanila Arundina, adalah seorang wanita yang bangga bisa menjadi ibu dari dua anak. Aktif dalam kegiatan parenting dan juga pendiri Komunitas Pembelajar. Keseharian bekerja sebagai pengajar di sekolah menengah pertama yang ada di Lampung. Gemar membaca dan rutin menulis. Jejak media sosial dapat dilihat di @vanilaummuhana. Surel; vanidina8@gmail.com, 0895610120329.


Friday, December 3, 2021

19 Quotes Tentang "Waktu"

1. "Hidup bukan hanya sekedar untuk mengejar dan mendapatkan sesuatu di dunia ini. Karena sumber daya terbaik kita adalah waktu, so manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk bekal akhirat yang abadi." (Retiani Felayati)

2. "Waktu adalah harta yang paling berharga. Begitu berharganya sehingga tak bisa diambil dan diputar kembali. Waktu sangat berharga karena dengan memilikinya sama dengan memiliki kesempatan untuk membuat hidup menjadi lebih baik." (Annisa Tiara Ramadhani)

3. "Bukan waktu yang menjadi tolak ukur kedewasaan seseorang, namun ujian hidup yang mendewasakannya." (Norma)

4. "Manusia dibekali waktu sebagai kekayaan yang paripurna,jika masih mengeluh tidak punya waktu tentu saja mendeklarasikan ketidak bersyukuran." (Intan nur fitriyani)

5. "Waktu itu berharga. Pastikan kamu menghabiskan bersama orang yang tepat." (Endang Hesti)

6. "Sangat sedikit yang mengetahui bahwa segala hal dapat dibeli dengan uang, namun tidak dengan waktu, waktu akan tetap berlalu dan takkan menunggu." (Andi Trisya Utami S)

7. "Berangan-angan adalah pekerjaan menentukan dua pilihan, membuang waktu luang atau mencari sekecil pun peluang." (Endang Widiastuty)

8. "Jumat dan gerimis adalah paduan manis untuk melangitkan doa-doa." (Yasmin)

9. "Teruslah bergerak mengisi jatah usiamu karena sang waktu tak mengenal kata menunggu." (Ambar Fatmaningrum)

10. "Kerugian terbesar seorang hamba adalah waktu yang dihabiskan sia-sia, pastikan setiap detik yang masih tersisa penuh manfaat dan keberkahan." (Mida)

11. "Persoal suul dan husnul bukan hanya terletak pada perbedaan kata, tapi juga pada makna. Lantas, masihkah ada waktu untuk kita selalu menunda untuk menjadi hamba yang islam secara kaffah? Pembaringan terakhir tinggal menunggu waktu. Entah lusa, besok, satu jam lagi atau bahkan didetik kita mengakhiri kalimat ini." (Syahlia Rinjani)

12. "Mungkin akan ada rasa sakit karena menunggu, akan ada gelisah karena terganggu, dan akan ada derita karena terus terbelenggu. Tetapi waktu akan memberikan sebuah titik temu untuk kamu yang terus berusaha maju tanpa terpaku oleh hal yang semu." (Pani Pransiska Putri)

13. "Hargailah seseorang yang berusaha meluangkan waktu untuk mu, karena jika kamu tidak menghargai waktunya maka kamu harus siap kehilangan akan dirinya." (Siti Aminah)

14. "Demi masa... waktu yg telah engkau sia-siakan..kelak pasti akan menuntutmu..bila engkau mengisi dengan banyak kebaikan, berbahagialah engkau mjdi org yg beruntung. Andaikan waktu adalah sebuah kertas dan andaikan masa yg telah lewat adalah sebuah tulisan yang bisa di hapus, maka ingin rasanya ku hapus tulisan - tulisan yg salah itu, hingga akan terbentuk sebuah cerita yang indah." (Ummu Aisy)

15. "Berusaha dan berbuat baiklah setiap waktu tanpa menunggu sukses terlebih dahulu, karena sebanyak apa pun harta yang kita kumpulkan, tak akan mampu mengembalikan bahkan menghentikan perputaran waktu." (Hesti Maiza)

16. "Waktu. Sesuatu yang jauh berharga daripada uang, dan juga pembunuh "mematikan". Semuanya tergantung kamu, mau bermain dengannya atau beriman dengannya?" (Amelya Asti Pratiwi)

17. "Ada yang sering disia-siakan, padahal ia akan ditanya dan pertanggungjawabkan. Kehadirannya bisa saja membunuh dan memberi peluang untuk melakukan kebaikan. Ialah waktu." (Nuraisyah) 

18. “Dulu, istilah 'waktu adalah uang' kerap kali berkumandang. Malah, aku pernah mengira itu adalah hal yang patut diiyakan. Sebelum akhirnya, aku ditampar oleh akidah, bahwa sebaik-baiknya waktu adalah yang digunakan untuk ibadah.” (Erma Erica)

19. "Waktu menentukan kualitas hidupmu, untuk kebermanfaatan ataukah kesia-siaan." (Hardianti Lestari Hamsah)


By : Member Komunitas Pena Muslimah Batch 1









Quote Tentang Ikhlas

1.     “Sejatinya, Ikhlas adalah rela menerima, bukan hanya dalam satu keadaan namun setiap kenyataan yang di luar dari rancangan.” (Andi Tr...